Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014
Thanks to Allah This sunday I wanto to share a little story that realized me that how Allah love us so much even sometimes we always forger Him. He is Allah the merciful God and the most merciful.  Nowadays I worked full time from early morning until late night. Because indeed I have so many jobs. Until I have did dholim to my body by not give its right. I have forced it to work but I did not give its right. Its right to take rest. Its right to be rested. To be given nutritions and exercise.

Teknologi, Peserta Didik dan Gaya Belajar

Tanpa kita sadari, saat ini kita sedang hidup di zaman layar. Layar televis, layar laptop, dan layar handphone. Kita tidak bisa jauh-jauh dari layar-layar tersebut. coba saja hitung berapa jam dalam sehari kita memandangi layar handphone, juga layar laptop dan televise, Ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat masa kini. Hal ini pun ternyata mempengaruhi perkembangan anak, banyak anak yang juga kini tak bisa jauh dari i layar-layar tersebut. seperti menonton tv berjam-jam. Bermain game di laptop dan handphhone. Yang oleh karena itu anak jadi kurang bermain gerak dan kurang membaca juga kurang interaksi dengan sesamanya. Perkembangan anak tidak hanya penting bagi orangtua, tapi juga guru. Guru harus tahu pasti apa saja yang jadi masalah seorang anak didiknya dan mencari solusi atas masalah tersebut. Hidup di zaman ini dan mengajar anak-anak di masa ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Perubahan zaman menuntut perubahan pola pendidikan bahkan dari hal yan

Kapan Hati Kita Tergerak untuk Shalat di Mesjid?

Satu pemandangan yang tidak pernah saya lupakan adalah ketika saya melihat almarhum ayah saya menangis karena tidak bisa menghadiri shalat ied fitri, saya lupa entah kejadian ini tahun berapa, yang jelas saat itu saya masih SD antara kelas 5 atau 6.   Ayah saya sudah menderita sakit. Sesak nafas. Tidak bs jalan jauh. Kalau jalan jauh akan kumat. Jadi tahun itu tahun pertama ia tidak ikut serta shalat ied berjamaah. Juga shalat shalat 5 waktu sehari hari. Biasa shalat jamaah di mushalla dekat rumah.   Waktu itu ayah saya duduk di depan tv. Saat semua abang dan kakak saya berangkat shalat. Hanya tinggal saya, ayah dan mamak di rumah. Ia menyalakan tv memutar channel yg menayangkan shalat ied berjamaah di mesjid istiqlal. Gaung kumandang takbir yang indah membasahi hati siapa saya yang mendengarnya. Ternyata bagi alm ayah saya juga turut membuat matanya basah. Tak mampu ia bendung air mata yanh perlahan menetes di matanya yang kemerahan.  

Terima Kasih Allah...

Hari minggu ini saya ingin sedikit berbagi renungan yang saya dapatkan bahwa betapa Allah sangat menyayangi umatnya meski terkadang kita sering lupa padanya. Dialah Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Dua Malam Tahun Baru

Setiap hari perasaan takut terus mengganggu ku, ketika malam datang, bayang-bayang itu muncul dalam wujud mimpi, begitu pun di siang ku, ia berubah wujud menjadi lamunan. Yang jelas dalam setiap ketakutan itu ada dirimu. Hanya dirimu. Bukan orang lain apa lagi semacam makhluk halus, bukan. Hanya kau, ya, hanya kau seorang. Sudah semakin dekat hari yang rasanya kalau bisa aku tak ingin merasakannya, lebih baik hari itu terlewat begitu saja, tak pernah menghampiri ku yang juga artinya tak pernah menghampiri mu. Karena dalam kasus ini kita adalah satu. Aku dan kau dalam satu masalah yang rumit ini. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, aku semakin hari semakin takut. Semakin gelisah. Takut kau tak kan kembali.

Dua Malam Tahun Baru

Setiap hari perasaan takut terus mengganggu ku, ketika malam datang, bayang-bayang itu muncul dalam wujud mimpi, begitu pun di siang ku, ia berubah wujud menjadi lamunan. Yang jelas dalam setiap ketakutan itu ada dirimu. Hanya dirimu. Bukan orang lain apa lagi semacam makhluk halus, bukan. Hanya kau, ya, hanya kau seorang. Sudah semakin dekat hari yang rasanya kalau bisa aku tak ingin merasakannya, lebih baik hari itu terlewat begitu saja, tak pernah menghampiri ku yang juga artinya tak pernah menghampiri mu. Karena dalam kasus ini kita adalah satu. Aku dan kau dalam satu masalah yang rumit ini. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, aku semakin hari semakin takut. Semakin gelisah. Takut kau tak kan kembali.