Oleh : Nur Akmal
Menjelang waktu magrib, kenaziran Masjid Alfalah sudah bersiap menggelar karpet hijau untuk jemaah yang akan berbuka puasa. Menu berbuka hari itu, Kamis (9/6) sudah disusun di atas meja, minuman berupa teh, susu dan sirup pun sudah tersedia. Satu per satu jemaah yang hadir pun dipersilakan mengambil takjil dan minuman untuk berbuka masing-masing.
Menu hari itu adalah sepotong semangka, beberapa kurma, gorengan dan kue basah lainnya. Tak kurang dua ratus porsi disediakan pihak kenaziran setiap harinya. Teras masjid penuh oleh jemaah yang bersiap menunggu datangnya waktu berbuka. Ramai. Anak-anak, orangtua, pemuda, laki-laki dan perempuan.
Sampai detik-detik berkumandangnya adzan magrib, masih ada warga yang datang untuk berbuka bersama. Nazir masjid pun tampak sibuk membagikan takjil agar tak ada yang tidak kebagian. Es sirup Kurnia pun dituang ke gelas-gelas plastik.
Tak lama, adzan magrib pun berkumandang, satu persatu jemaah khidmat alam doa berbuka, lalu meneguk minuman dan menyantap satu persatu menu berbuka hari itu. Nikmat diiringi alunan lembut suara muazin mengumandangkan azan ke seantero jalan.
Parada Siregar, salah satu warga yang berbuka berbuka di masjid mengaku cukup sering berbuka bersama di masjid. Menurutnya ada nilai-nilai yang didapat dari berbuka bersama di masjid. "Ada banyak alasan kenapa saya senang berbuka di masjid, yang pertama setelah berbuka kita bisa langsung salat magrib berjemaah," ujarnya.
Ia juga mengatakan berbuka bersama di masjid juga mengajarkan kepekaan untuk saling berbagi. Saat seseorang hendak makan takjil, lanjutnya, terkadang terpikir apakah makanan yang disediakan cukup untuk seluruh jemaah.
"Karena kepikiran hal itu kita pun jadi makan dan minum seadanya, supaya jemaah lainnya yang juga berbuka di masjid tetap mendapat bagian," tambahnya.
Ustaz Muhammad Qorib, Dosen Fakultas Agama Islam UMSU mengatakan banyak nilai-nilai yang terkandung dalam buka bersama di masjid. Antara lain menanamkan rasa kebersamaan dan silaturahim antar sesama jemaah. Buka bersama di Masjid juga mengajarkan rasa kepedulian sosial terhadap sesama.
"Rasa kepedulian sosial itu diwujudkan lewat perasaan senasib sepenanggungan, karena orang-orang yang menunggu berbuka puasa bersama adalah orang-orang yang memiliki rasa yang sama, yaitu rasa haus dan lapar. Jadi intinya kepedulian sosial itu ada di dalam benar mereka," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, juga ditanamkan kedisiplinan. Umat Islam dari mulai sahur sampai terbenam matahari tidak dibolehkan makan dan minum dan baru boleh melakukannya pada waktu berbuka. Hal ini menjadi media bagi umat Islam untuk mendapatkan pelajaran nilai-nilai kedisiplinan.
Berbuka puasa bersama di masjid juga mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan, khususnya dalam berbuka puasa. Prinsip-prinsip kesederhanaan menjadi bagian dalam berbuka bersama itu. "Jangan di luar Ramadhan hidup kita tidak berlebihan tapi saat berbuka justru terjadi kesia-siaan dan kemubaziran dengan berlebihnya makanan dan minuman yang kita sediakan. Rasullulah itu berbuka dengan air putih dan kurma, kita juga harusnya bisa seperti itu," ungkapnya.
Setelah meneguk minuman dan menyantap takjil, jemaah pun langsung mengambil wudhu dan melaksanakan salat magrib berjemaah. Lebih dari dua ratus jemaah menghadiri salat magrib berjemaah hari itu. Lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan merdu oleh imam menambah nikmat ibadah di bulan suci Ramadan.
Diterbitkan di Harian Analisa Edisi 11 Juni 2016